> Menggunakan Jangka

Jangka digunakan untuk menggambar lingkaran atau busur
lingkaran. Jangka mempunyai dua kaki ujung kaki yang satu dari
logam runcing yang diperkuat dengan skrup. Sedangkan pada kaki
yang lain dapat diisi dengan :

– ujung pensil
– trek pen
– jarum jangka, untuk membagi atau mengukur
– devider ( jangka tusuk )

Apabila kita hendak membuat lingkaran dengan jari-jari besar
sedangkan kaki jangka tersebut kurang panjang, maka salah satu
kakinya perlu disambung dengan kaki sambungan.
Besar kecilnya jari-jari yang dikehendaki dapat diperoleh dengan
mengatur sekerup. Waktu menggunakan jangka harus diperhatikan
bahwa kedudukan ujung kaki jangka harus tegak lurus pada bidang gambar.

Pensil yang digunakan untuk jangka, sebaiknya berujung pipih dan
tajam dan ini biasanya digunakan sebagai gambar awal atau sketsa.
Bila sudah benar besar jari-jarinya dapat menggunakan dengan tinta
yaitu rapido sesuai dengan ketebalan garis yang dimaksud dan
itupun harus ada tambahan alat bantu sebagai penempatan batang
rapidonya. Bila menggunakan trek pen harus elbih berhati-hati
dengan pengisian tinta pada trek pen.

Seterusnya putar secara tegak lurus agar hasil dari tebal tipis garis rata.

Pen Tarik (Trek pen)
Alat ini digunakan untuk menarik garis dengan memakai tinta cina
(bak). Lebar luangan ( celah ). Ujung trek pen dapat diatur dengan
skrup menurut keinginan. Kedudukan Trek pen pada waktu
menarik garis sebaiknya miring sebesar 60o ke arah tarikkan garis
Pengisian tinta pada trek pen sebaiknya jangan melebihi 7mm.
Apabila lebih, tinta akan mudah menetes keluar pada waktu
digunakan atau mungkin terjadi bendulan awal seperti yang terlukis pada

> Menggunakan Penghapus

Seperti telah kita ketahui penghapus terdiri dari beberapa
macam yaitu :

– penghapus pensil
– penghapus tinta
– penghapus kapur tulis

Penghapus yang dimaksud disini adalah penghapus yang digunakan
untuk kertas gambar. Jadi dapat digunakan 2 macam penghapus
yaitu penghapus pensil dan penghapus tinta.

Untuk penghapus pensil pada kertas gambar biasa ( putih )
umumnya hampir sama. Kita dapat menggunakan dari bermacammacam
merk demikian juga untuk penghapus tinta.
Sedangkan untuk penghapus pada kertas kalkir, biasanya digunakan yaitu :

Penghapus pensil :biasanya dipakai penghapus dari
merk standard, staedtler atau rotring
Penghapus tinta :biasanya digosok dengan silet, kemudian
dihaluskan dengan penghapus tinta biasa.
Atau dapat juga digunakan penghapus
dari merk rotring

> Menggunakan Pensil Gambar

Pensil untuk menggambar lain dengan pensil yang digunakan untuk
menulis, baik kwalitetnya maupun kerasnya. Pensil gambar
umumnya tidak disertai karet penghapus pada salah satu ujungnya.

Selain itu biasanya kekerasannya dicantumkan pada salah satu
ujung pensilnya. Standard kekerasan pensil dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.

Keras    Sedang   Lunak
4H          3H         2B
5H          2H         3B
6H           H          4B
7H           F          5B
8H         HB         6B
9H          B          7B

Cara meruncingkan pensil, dapat digunakan kertas ampelas
caranya yaitu pensil dipegang antara jari telunjuk dan ibu jari dan
waktu mengasah pensil diputar. Selain itu dapat juga dipakai
pisau, caranya yaitu tekanlah punggung pisau dengan ibu jari
pelan-pelan, atau dapat juga menggunakan alat peruncing. Jangan
sekali-kali menggunakan meja gambar sebagai landasan untuk
meruncingkan pensil.

Waktu digunakan, arahkan pensil dengan kemiringan 80° kearah
tarikan garis yaitu kekanan, dan waktu menarik garis pensil harus
sambil diputar dengan telunjuk dan ibu jari.

Pada waktu menarik garis untuk pertama kali digunakan tekanan
pada jari sedikit saja, sehingga akan menghasilkan garis dipertebal
dengan tekanan agak diperbesar, sehingga dihasilkan garis yang
terang dan bersih.

> Pembagian Divisio Tumbuhan Paku

Dalam taksonomi, termasuk tumbuhan paku yang sudah punah dimasukkan dalam pembagian
dalam beberapa divisio, yaitu sebagai berikut.

1) Psilophyta (Paku Telanjang)

Jenis paku ini sebagian besar telah punah, tumbuhan ini belum berdaun
dan berakar, batang telah mempunyai berkas pengangkut, bercabangcabang
menggarpu dengan sporangium pada ujung cabang-cabangnya.
Sporofil menghasilkan satu jenis spora (homospora). Untuk memperoleh
makanan gametofit paku ini bersimbiosis dengan jamur, karena tidak mempunyai
klorofil. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka tumbuhan paku
dinamakan paku telanjang, misalnya Rhynia major dan Psilotum.

2) Lycopodiophyta (Paku Kawat/Paku Rambut)

Tumbuhan paku ini mempunyai ciri-ciri bentuk daun kecil-kecil, tidak
bertangkai, batang seperti kawat dan akarnya bercabang-cabang, selalu
bertulang satu. Pada beberapa jenis, daunnya mempunyai lidah-lidah (ligula),
daunnya yang amat banyak tersusun rapat menurut garis spiral. Sporangium
terdapat pada ketiak daun dan berkumpul membentuk seperti kerucut yang
disebut strobilus, misalnya Lycopodium elavatum, Selaginela sp.



3) Equisetophyta (Paku Ekor Kuda)
Tumbuhan ini sampai sekarang masih hidup, umumnya berupa herba
yang menyukai tempat-tempat lembap, biasanya hidup di dataran tinggi.
Paku ekor kuda mempunyai daun-daun kecil seperti selaput dan tersusun
seperti karang, daunnya terdapat
di setiap buku, melingkar, dan
berbentuk sisik. Adapun batangnya
mirip dengan daun cemara,
berongga, berbuku-buku, dan
tumbuh tegak.

Sporofil selalu berbeda dengan
daun biasa, sporofil ini berbentuk
perisai dengan sejumlah sporangium
pada sisi bawahnya.
Semua sporofil tersusun dan merupakan
suatu badan berbentuk
gada/kerucut pada ujung batang/
cabang. Protaliumnya berwarna
hijau dan berkembang di luar spora.
Agar lebih jelas, carilah paku
ekor kuda. Setelah Anda dapatkan,
amati sporofil, protalium,
ciri-ciri daun dan batangnya!

4) Pterophyta (Paku Sejati)

Pernahkah Anda melihat suplir (Adiantum cuneatum), paku tiang (Alsophila
galuca), ekor merak (Adiantum farleyense), paku tanduk rusa (Platycerium
bifurcatum)? Tumbuhan ini sering digunakan untuk tanaman hias, dapat
juga dimanfaatkan untuk sayur, misalnya semanggi (Marsilea crenata), bahkan
ada yang digunakan untuk bahan obat-obatan, misalnya Dryyopteris
filix-mas.

Bagaimana ciri-ciri tumbuhan
ini? Dalam bahasa sehari-hari,
paku sejati dikenal sebagai tumbuhan
paku/pakis yang sebenarnya
atau paku sejati, mempunyai
daun-daun besar (makrofil), bertangkai,
mempunyai banyak
tulang, pada waktu masih muda
daun itu tergulung pada ujungnya,
dan pada sisi bawah mempunyai
banyak sporangium. Paku ini
banyak tumbuh di tempat-tempat
yang teduh/lembap, sehingga di
tempat yang terbuka dapat mengalami
kerusakan akibat penyinaran matahari.

> Jenis-Jenis Tumbuhan Paku

Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan
menjadi tiga golongan.

1) Tumbuhan Paku Homospora

Dari hasil pengamatan dan penelitian diketahui bahwa ternyata tumbuhan
ini ada yang mempunyai spora berumah satu dan berukuran sama
besar yang dinamakan paku homospora/isospora. Contoh jenis paku ini adalah
suplir (Adiantum cuneatum).

Amati tumbuhan paku suplir! Batangnya menjalar di dalam tanah yang
berupa rizoma, kemudian tumbuhan daun muda yang menggulung seperti
spiral. Pada permukaan bawah daun fertil (sporofil) terdapat bintik-bintik
coklat yang sering disebut sorus. Sorus ini merupakan kumpulan sporangium,
di dalam tiap sporangium terdapat sel induk spora yang akan membelah
secara mitosis yang akan menghasilkan sejumlah spora yang bentuk dan
ukurannya sama. Bila spora jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi
protalium. Pada permukaan bawah gametofit dewasa akan terbentuk
anteridium yang menghasilkan spermatozoid dan arkegonium. Jika terjadi
fertilisasi terbentuk zigot. Zigot berkembang menjadi tumbuhan suplir baru (sporofit).

2) Tumbuhan Paku Heterospora

Ada pula tumbuhan paku yang mempunyai protalium tidak sama besar
dan berumah dua, pemisahan jenis kelamin ini terjadi pada pembentukan
spora dan ukurannya pun berbeda, sehingga tumbuhan paku ini disebut
dengan paku heterospora. Spora yang berukuran besar mengandung banyak
makanan cadangan dinamakan makrospora/megaspora. Adapun spora yang
kecil dinamakan mikrospora, dihasilkan dari mikrosporangium. Contohnya
paku semanggi (Marsilea), paku rane (Selaginella).

Perlu Anda ketahui mikrospora akan tumbuh menjadi mikroprotalium,
sedangkan makrospora akan tumbuh menjadi makroprotalium. Selanjutnya,
mikroprotalium membentuk mikroogametofit yang akan menghasilkan
anteridium dan akan menghasilkan sperma. Sebaliknya makroprotalium membentuk
makrogametofit yang akan menghasilkan arkegonium dan akan menghasilkan
ovum. Jika terjadi fertilisasi antara sperma dan ovum, maka akan
menghasilkan tumbuhan paku. Dan tumbuhan paku ini akan berkembang
menghasilkan spora, demikian seterusnya.

3) Tumbuhan Paku Peralihan

Selain paku homospora dan heterospora, ada pula jenis paku yang
sporangiumnya menghasilkan spora sama besar, tetapi berbeda jenis kelaminnya,
sehingga disebut dengan tumbuhan paku peralihan. Tumbuhan
paku ini dianggap sebagai bentuk peralihan antara paku homospora dan
heterospora, misalnya paku tapal kuda (Equisetum debile).
Apabila spora jatuh ke tanah sebagian akan tumbuh menjadi protalium
jantan dan sebagian tumbuh menjadi protalium betina.

> Perkembangbiakan Tumbuhan Paku/Pteridophyta

Sama dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku pada perkembangbiakannya
menunjukkan pergiliran keturunan, yaitu fase sporofit dan fase
gametofit. Gametofitnya memiliki beberapa perbedaan dengan gametofit
lumut, yaitu gametofit pada tumbuhan paku dinamakan dengan protalium
tetapi sama-sama bersifat haploid. Protalium ini hanya berumur beberapa
minggu saja. Bentuk dari protalium ini seperti jantung, warnanya hijau,
dan melekat pada substratnya.

Protalium ini terdapat pada
anteridium yang terdapat pada
bagian paling sempit dan arkegonium
yang terdapat pada
lekukan bagian yang lebar. Jadi,
keduanya berada pada sisi bawah
protalium di antara rizoidnya.
Amati Gambar 7.22 berikut ini!

Sporofit pada paku sangat berbeda dengan sporofit pada lumut, yaitu
jika terjadi pembuahan, maka protalium akan segera binasa, tetapi jika tidak
terjadi pembuahan, maka protalium dapat bertahan hidup sampai lama.
Sporofit inilah yang akan tumbuh menjadi tumbuhan paku. Agar lebih jelas
mengetahui daur hidup tumbuhan paku, lihatlah Gambar 7.23

Berdasarkan gambar, urutan daur hidup tumbuhan paku seperti berikut
ini: mula-mula dari spora tumbuh protalium berbentuk benang dan
mempunyai rizoid, kemudian terbentuk beberapa sel, fase ini berlangsung
hanya pendek/sebentar. Selanjutnya, terjadi pembelahan sel-sel yang terus
menerus dan akan menghasilkan suatu protalium yang melekat pada substratnya.

Pada protalium ini terdapat anteridium dan arkegonium, biasanya
terdapat pada sisi yang tidak menghadap sinar matahari, yaitu pada sisi
bawah. Arkegonium baru terbentuk setelah protalium mendapatkan
kesempatan yang cukup lama berasimilasi, jadi sudah cukup mengumpulkan
persediaan makanan, sedangkan anteridium sudah dibentuk terlebih dahulu.
Bagaimana jika keadaan makanan sangat buruk, apakah arkegonium akan
terbentuk?

Anteridium yang dibentuk pada mulanya berupa tonjolan berbentuk
papil, kemudian terbagi oleh suatu dinding pemisah berbentuk corong. Jika
anteridium sudah masak, sel-sel yang melingkar dan terisi lendir akan
mengembang kemudian akan terlepas. Demikian pula spermatid berbentuk
bulat yang terdapat dalam anteridium akan menggembung dan terlepas,
dan tiap spermatid mengeluarkan satu spermatozoid dengan banyak bulu
cambuk. Apabila arkegonium sudah masak yang ditandai dengan membuka
pada ujungnya, maka spermatozoid bergerak masuk ke dalam arkegonium
menuju ke sel telur sehingga terbentuklah embrio.

> Ciri-Ciri Umum Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Seperti yang kita lihat bahwa akar dan batang (rizoma) tumbuhan paku
terdapat di bawah tanah, akarnya berbentuk serabut dan pada ujungnya
terdapat kaliptra, ingatlah kembali fungsi kaliptra! Daun-daunnya tumbuh
ke atas dari rizoma. Akan tetapi,
ada beberapa jenis paku yang
batangnya muncul di atas tanah,
misalnya Cyathea, Psilotum, dan
Alsophyla.

Seperti yang Anda temukan
tumbuhan paku ini mempunyai
bentuk, ukuran, dan susunan
daun yang beraneka ragam, perhatikan
Gambar 7.20 berikut ini!

Ciri khas daun tumbuhan paku pada waktu masih muda adalah menggulung,
dan daunnya ada yang kecil yang disebut dengan mikrofil, ada pula
yang berukuran besar yang disebut dengan makrofil. Pada umumnya mikrofil
berbentuk rambut atau sisik, tidak bertangkai, dan tidak bertulang kecuali
pada paku kawat dan paku ekor kuda. Sedangkan untuk makrofil sudah
bertangkai, bertulang daun, dan memiliki daging daun (mesofil) yang terdapat
stomata, jaringan tiang, dan bunga karang.

Jika kita amati beberapa
jenis daun paku, ada yang tidak
menghasilkan spora yang disebut
dengan tropofil, disebut
sebagai daun yang steril. Tropofil
hanya berfungsi untuk fotosintesis,
tetapi ada yang menghasilkan
spora yang disebut
dengan sporofil atau disebut daun
fertil. Spora terdapat di dalam
kotak spora/sporangium, ada
sejumlah sel penutupnya yang
berdinding tebal dan membentuk
cincin yang disebut dengan
annulus. Sporangium ini terkumpul
dalam suatu tempat
yang dinamakan dengan sorus.
Sorus dapat kita lihat, yaitu terletak
di helaian daun bagian
bawah. Sorus yang masih muda akan terlindungi oleh indusium. Agar lebih
jelas amati Gambar 7.21 ini!

Apabila dalam keadaan kekeringan, maka annulus mengerut dan sporangium
akan pecah, lalu spora tersebut akan tersebar, bila lingkungannya
cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Demikian juga bila ada embun
yang membeku, maka daun-daunnya akan mati tetapi akar dan batangnya
masih hidup selama musim dingin tersebut, jadi masih ada kemungkinan
untuk hidup kembali.

> Peranan Lumut bagi Kehidupan

Sebenarnya apakah peranan lumut bagi kehidupan kita? Sepintas kita
melihat lumut seperti tidak ada manfaatnya bagi kehidupan kita. Terlebihlebih
jika lumut tumbuh di kamar mandi atau di tembok-tembok rumah
yang dapat menyebabkan pemandangan menjadi tak sedap. Sebenarnya
lumut pun ada manfaatnya, ada suatu market substansiil yang mengumpulkan lumut dari yang liar. Penggunaan lumut tetap utuh terutama di florist trade dan untuk dekorasi rumah.

Lumut jenis Sphagnum juga komponen utama bahan bakar, yang mana ditambang untuk penggunaan sebagai bahan bakar, sebagai aditip lahan perkebunan, dan jelai bertunas dikeringkan pada pemroduksian Scotch Whisky.Sphagnum, biasanya jenis cristatum dan subnitens, dipanen selagi masih bertumbuh dan dikeringkan digunakan di kamar anak anak dan hortikultura sebagai medium pertumbuhan.

Lumut yang hidup di atas batu-batuan lama kelamaan akan menyebabkan
batu hancur menjadi tanah karena rizoidnya dapat menembus
permukaan batuan tersebut. Selanjutnya, secara bertahap akan membentuk
tanah yang baru sebagai tempat untuk tumbuh tanaman lainnya, karena
inilah lumut disebut sebagai vegetasi perintis.

Lumut yang hidup di hutan-hutan atau di atas permukaan tanah dapat
mencegah erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air sehingga
dapat menyediakan air pada musim kemarau. Lumut yang sudah mati pun
dapat dimanfaatkan menjadi penambat zat organik dalam tanah sehingga tanah
tersebut akan menjadi subur dan cocok untuk tumbuhan lainnya.

Beberapa jenis lumut sudah dapat dimanfaatkan, misalnya Marchantia
sebagai obat penyakit hati, Sphagnum sebagai bahan pembalut dan sumber
bahan bakar.

> Jenis-Jenis Lumut

Tubuh lumut berupa talus seperti lembaran-lembaran daun dan ada pula
yang seperti pohon kecil dengan batang dan daun-daunnya, tetapi belum
terdapat akar yang sesungguhnya sehingga lumut ini oleh para ahli dibedakan
menjadi dua kelas, yaitu Hepaticae (lumut hati) dan Musci (lumut daun).


1) Hepaticopsida/Lumut Hati

Seringkah Anda menemukan lumut di
tempat yang basah atau di tempat kering
seperti pada kulit-kulit pohon, di atas tanah,
atau batu cadas? Golongan lumut ini sering
hidup di daerah tersebut.

Gambar tersebut menunjukkan salah satu contoh species lumut hati yang terkenal. Contoh lumut hati yang lain adalah Marchantia geminata, Anthoceros natans, Ricceia natans, dan Marchantia polymorpha. Amatilah bentuk tubuhnya! Tubuhnya berwujud tumbuhan yang pipih hijau seperti pita yang bercabang-cabang dan di tengahnya ada urat daun. Permukaan atasnya
lebih hijau dibandingkan dengan permukaan bawahnya, hal ini menunjukkan
bahwa lumut tersebut mengandung klorofil, apakah lumut tersebut
dapat melakukan fotosintesis?

Sebagian besar lumut hati ini mempunyai sel-sel yang mengandung
minyak. Minyak tersebut berupa kumpulan tetes-tetes minyak atsiri. Tumbuhnya
lekat dengan permukaan tanah yang lembap dengan ratusan rizoid yang
panjang dan halus. Cara perkembangbiakannya sama dengan lumut pada
umumnya, yaitu secara seksual dan tempat anteridium dan arkegonium
terpisah, jadi Marchantiales ini berumah dua. Pendukung anteridium dinamakan
anteridiofor dan pendukung arkegonium dinamakan arkegoniofor.

Pada tiap lekukan (lobus) terdapat satu arkegonium yang tumbuh ke
arah bawah. Pada saat turun hujan, pembuahan ini akan terjadi, yaitu oleh
percikan air hujan, cairan yang mengandung spermatozoid terlempar dari
anteridium ke arkegoniofor dan terbentuk zigot, kemudian menjadi sporofit
dan terbentuk kapsul sebagai tempat terbentuknya spora, sementara
arkegoniofor akan tumbuh terus memanjang. Spora ini akan jatuh pada
tempat yang cocok sehingga akan berkecambah menjadi protonema yang
berupa benang pendek dan mengandung klorofil dan selanjutnya tumbuh
menjadi tumbuhan lumut hati.

Lumut hati juga melakukan perkembangbiakan secara aseksual dengan
pemisahan bagian tubuhnya (fragmentasi) dan pembentukan kuncup
(gemma) pada bagian atas daun, kuncup yang terlepas tersebut akan tumbuh
menjadi tumbuhan lumut hati.

Apa peranan lumut hati bagi kehidupan kita? Dahulu, lumut ini digunakan
sebagai bahan obat penyakit hepar (hati), tetapi sampai saat ini belum
diketahui secara pasti kepentingan ekonomisnya. Tetapi dapat digunakan
sebagai indikator untuk daerah lembap dan basah.

2) Bryopsida/Lumut Daun

Tahukah Anda lumut ini disebut sebagai lumut sejati, karena bentuk
tubuhnya seperti tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar (rizoid), batang,
dan daun. Lumut ini merupakan kelompok lumut terbanyak dibandingkan
lumut lainnya, yaitu sekitar 10 ribu species. Habitatnya yang amat luas,
dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul dan secara periodik mengalami
masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh.

Dapat tumbuh juga di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas,
batang dan cabang pohon, di rawa-rawa, tetapi di dalam air jarang ditemukan.
Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya pun mempunyai struktur
yang bermacam-macam. Perhatikan bagian-bagian lumut daun pada Gambar
7.18!

Amatilah struktur tubuhnya! Lumut daun merupakan tumbuhan kecil yang mempunyai batang
semu dan tumbuhnya tegak. Lumut ini tidak melekat pada substratnya,
tetapi mempunyai rizoid yang melekat pada tempat tumbuhnya. Bentuk
daunnya berupa lembaran yang tersusun spiral. Amatilah batang dan
daunnya dengan menyayat setipis mungkin, kemudian letakkan di objek
glass, tetesi dengan air lalu tutuplah dengan cover glass. Amatilah di bawah
mikroskop! Apakah Anda menemukan jaringan pengangkut? Jika tidak
menemukannya, berarti dia tidak mempunyai jaringan pengangkut. Inilah
yang membedakan lumut dengan tumbuhan tingkat tinggi, sehingga
digolongkan tersendiri.

Pada lumut daun, alat-alat kelaminnya terkumpul pada ujung batang
atau ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya
paling atas. Ada lumut daun yang bersifat banci atau berumah satu, yaitu
jika terdapat anteridium dan arkegonium, sedangkan yang bersifat berumah
dua jika kumpulan anteridium dan arkegonium terpisah tempatnya. Apabila
anteridium ini sudah masak, maka akan membuka pada ujungnya, hal ini
terjadi karena sel-sel dinding yang letaknya di ujung menjadi berlendir dan
mengembang sehingga kutikulanya pecah. Hal tersebut juga terjadi pada
arkegonium yang sel telurnya telah siap untuk dibuahi. Pada arkegonium,
tepi bagian dindingnya terbuka dan akan membengkok ke luar dan berbentuk
seperti corong, seperti tampak pada Gambar 7.18!

Karena sporofit yang ada di dalam arkegonium terus tumbuh membesar
dan memanjang, maka arkegonium lama kelamaan akan robek dan akan
membentuk tudung (kaliptra) pada bagian atas sporofit. Bagian atas sporofit ini
akan terus membesar dan membentuk kapsul/sporangium.

Kapsul yang telah masak memperlihatkan susunan yang khusus, yaitu berbentuk seperti tabung
silindris dan pada puncaknya mempunyai penutup yang disebut operculum, di
bawah operculum terdapat gigi peristom jika dalam keadaan lembap akan
menutup sehingga spora tidak bisa keluar. Apabila keadaan kering atau kapsul
sudah masak, maka gigi peristom akan membuka menghadap ke luar dan
operculum terlepas sehingga spora akan keluar, lihat Gambar 7.18!

Gigi peristom juga mempunyai tangkai yang disebut seta. Seta ini akan
mengangkat kapsul ke atas, sehingga spora yang akan dikeluarkannya mudah
tertiup angin dan tersebar ke mana-mana. Spora tersebut bila jatuh pada
tempat yang cocok akan tumbuh menjadi protonema, tumbuh tunas-tunas,
dan menjadi tumbuhan lumut.

Apabila ada hujan, air ini sangat membantu spermatozoid menuju sel
telur, dan sel telur ini menghasilkan sakarose untuk menarik spermatozoid
dan gerakannya disebut sebagai gerak kemotaksis. Setelah terjadi pembuahan,
akan terbentuk zigot, selanjutnya akan berkembang menjadi embrio kemudian
berkembang menjadi sporofit.

Contoh species lumut daun yang terkenal adalah Sphagnum sp. Kebanyakan
lumut ini tumbuh di rawa-rawa yang membentuk rumpun atau bantalan
yang dari tiap-tiap tahun tampak bertambah luas sedangkan bagian bawah
yang ada dalam air mati berubah menjadi gambut yang membentuk tanah
gambut. Jenis tanah ini bermanfaat untuk menggemburkan medium pada
tanaman pot dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

3. Lumut Kerak (Lichenes)
Sebenarnya lumut kerak ini
merupakan gabungan miselium jamur yang di
dalamnya terjalin sel-sel alga dan keduanya saling
bersimbiosis mutualisme. Jamurnya adalah golongan
Ascomycota atau Basidiomycota dengan alga
hijau/Chlorophyta atau alga biru/Cyanophyta
yang uniseluler.

Ada sekitar 18.000 species Lichenes yang
sudah diidentifikasi. Lichenes ini mampu hidup
pada lingkungan yang kurang baik, dapat ditemukan
di bebatuan. Bagaimana hubungan kedua
organisme tersebut sehingga dapat tumbuh menjadi Lichenes? Coba ingat
kembali materi tentang alga! Alga mempunyai klorofil sehingga dia mampu
melakukan fotosintesis yang akan menghasilkan makanan. Selanjutnya,
makanan tersebut digunakan oleh jamur untuk hidup dan tumbuh. Jamur
melalui hifa-hifanya dapat menyerap dan menyimpan air dan mineral yang
juga akan digunakan oleh alga. Jadi, keduanya saling membutuhkan.

Meskipun keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada
lumut kerak lebih menguntungkan bagi keduanya, karena mereka mampu
hidup pada substrat atau tempat yang organisme lain tidak dapat hidup,
misalnya batu. Karena mampu hidup pada batu-batuan, Lichenes ini
dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu hidup di atas batu.
Lichenes tersebut memulai pembentukan tanah dengan melapukkan
permukaan batuan dan menambahkan kandungan zat-zat yang dimiliknya.

Lichenes dapat juga digunakan sebagai indikator pencemaran udara, karena
dia tidak mampu hidup pada udara yang sudah tercemar. Jadi, apabila di
suatu daerah tidak ada Lichenes, ini menunjukkan bahwa udara di daerah
tersebut sudah tercemar. Selain itu, Lichenes dapat dimanfaatkan pula sebagai
obat, digunakan sebagai penambah rasa dan aroma, serta pigmen yang
dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup untuk menentukan indikator pH.

Berapa banyakkah jenis lumut kerak yang dapat kita temukan? Lumut
kerak yang talusnya seperti kerak dan melekat erat substratnya dinamakan
krustosa, misalnya Physcia. Jika talusnya berbentuk seperti daun dinamakan
foliosa, misalnya Parmelia. Jika bentuk talusnya tegak seperti semak atau
mengantung seperti pita/jumbai dinamakan fruktikosa, misalnya Usnea
(lumut janggut) yang melekat pada pucuk pohon di daerah pegunungan.
Sejak dahulu, Usnea dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena mengandung
asam usnin, yang merupakan bahan antibiotik.

Lichenes memperbanyak diri secara aseksual dan seksual. Secara
aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi, yaitu dengan potongan lumut
kerak, maka induk akan terlepas. Apabila jatuh di tempat yang cocok akan
tumbuh menjadi individu baru. Dapat juga dilakukan dengan membuat
struktur khusus yang disebut soredia, yaitu sel-sel alga yang terbungkus oleh
hifa, terdapat pada permukaan talus Lichenes, warnanya putih seperti tepung.

Sel-sel alga ini dapat terlepas, jika jatuh pada tempat yang cocok,
maka akan tumbuh menjadi Lichenes baru. Adapun perkembangbiakan
jamur dan alga secara seksual dilakukan sendiri-sendiri. Jamur dapat membentuk
askokarp atau basidiokarp yang mengandung spora. Jika sporanya
masak akan pecah dan terlepas kemudian dibawa angin. Jika jatuh di tempat
yang cocok dan bertemu dengan alga, maka akan terbentuk Lichenes.

> Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut

Lumut mengalami reproduksi seksual, karena
anteridium akan menghasilkan sejumlah gamet jantan berflagela (sel sperma)
yang nantinya akan dilepaskan dari anteridium, karena dia hidup di tempat
yang basah. Sel sperma ini dapat berenang. Arkegonium akan menghasilkan
ovum. Perhatikan Gambar 7.15 berikut ini! Sel sperma (spermatozoid) akan
berenang menuju arkegonium dan terjadilah pembuahan. Jadi, lumut mengalami
pergiliran keturunan/metagenesis.

Pada arkegonium yang berbentuk seperti botol, ada bagian lebar yang
disebut perut dan bagian sempit yang disebut leher. Kedua bagian ini mempunyai
dinding yang terdiri atas selapis sel. Dalam bagian perut terdapat
satu sel pusat besar, yang siap untuk dibuahi dan akan membelah menjadi
sel telur. Bagaimana dengan bentuk anteridium? Bentuk anteridium seperti
gada/bulat dan dindingnya seperti arkegonium yang terdiri atas selapis selsel
mandul, di dalamnya terdapat sejumlah sel-sel induk spermatozoid berbentuk
spiral pendek yang terdiri atas inti dan dua bulu cambuk.

Apabila arkegonium telah masak, maka sel telur siap dibuahi dan akan
membuka pada ujungnya. Pada bagian sel-sel leher dan perutnya menjadi
lendir yang menghasilkan zat-zat tertentu sebagai daya penarik spermatozoid.
Jika dibuahi akan menjadi zigot yang tidak akan memerlukan waktu
istirahat, tetapi akan terus berkembang menjadi embrio yang diploid kemudian
tumbuh menjadi suatu badan kecil yang akan menghasilkan spora
yang disebut sporogonium.

Di dalam sporogonium terdapat kotak spora atau sporangium. Sporangium
ini akan memproduksi spora (4 spora yang berkelompok/tetrade)
dengan pembelahan meiosis, kemudian terlepas. Apabila dalam keadaan
lingkungan yang cocok sporangium akan terbuka sehingga spora akan terlepas
dan jatuh pada tempat yang cocok.

Spora yang kecil (haploid) akan berkecambah menjadi suatu protalium
disebut dengan protonema, bentuknya seperti benang tumbuh memanjang
di atas tanah. Protonema ini akan tumbuh menjadi besar, tetapi ada pula
yang tetap kecil. Pada protonema ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh
dan berkembang menjadi tumbuhan lumut.

Bagaimana dengan perkembangan lumut selanjutnya? Perhatikan dan pelajari
Gambar 7.16 berikut ini.

Berdasarkan skema daur hidupnya, tampak jelas dalam daur hidup lumut
menunjukkan adanya pergiliran keturunan/metagenesis yang jelas. Perhatikan
mulai dari spora tumbuh protonema dan seterusnya sampai menghasilkan
anteridium dan arkegonium. Fase ini merupakan fase perkembangan yang
haploid. Protonema dan lumutnya sendiri adalah gametofit sehingga disebut
sebagai fase gametofit.

Dari sel telur yang telah dibuahi tumbuh sporogonium
dan merupakan fase perkembangan diploid. Sporogonium ini tidak hidup sendiri,
tetapi mendapatkan makanannya dari gametofitnya. Sporogonium akan
mengalami pembelahan secara reduksi menghasilkan spora, sehingga fase ini
disebut sebagai fase sporofit. Demikian seterusnya kedua fase ini akan terjadi secara
bergantian. Coba Anda pikirkan dan carilah perbedaan dari kedua fase tersebut!

Selain memperbanyak diri dengan spora, lumut juga melakukan
pembiakan secara vegetatif dengan kuncup eram. Pembiakan ini dapat
terjadi dengan bermacam-macam cara, pada protonema, talus, atau bagianbagian
lain pada tubuh lumut. Kuncup eram dapat melepaskan diri dari induknya
dan tumbuh menjadi individu baru.